Rabu, 18 Februari 2009

cap go meh


JAKARTA, SENIN — Perayaan Cap Go Meh di Lapangan Pancoran, Glodok, diikuti juga oleh arwah para leluhur. Arwah-arwah itu dipanggil dengan perantaraan doa-doa yang dipanjatkan dengan iringan asap dupa. Menurut keyakinan, arwah-arwah itu diundang ikut merayakan Cap Go Meh atau hari ke-15 masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum migran Tionghoa yang tinggal di luar China.

Perayaan kali ini dimeriahkan juga dengan arak-arakan liong. Selain itu, diarak pula tandu kerajaan yang menandakan kebesaran China pada zaman dahulu. Di samping tandu, dipasang juga bendera-bendera yang bertuliskan huruf China yang berisikan ucapan-ucapan dan harapan tentang keselamatan.

Adapun para arwah diundang melalui dupa yang dibakar di lokasi perayaan. Arwah-arwah itu diundang untuk masuk ke tubuh-tubuh orang-orang yang dipersiapkan. Mereka pun disuguhi air keramat yang diisi dedaunan yang sudah didoakan untuk diminum. Tujuannya agar arwah-arwah itu tidak memasuki janin ibu hamil yang ada di sekitar lokasi perayaan.

Menurut Iskandar, Ketua Penyelenggara Peringatan Cap Go Meh yang juga merupakan Ketua Paguyuban Pedagang Pancoran-Glodok, perayaan Cap Go Meh kali ini memadukan berbagai unsur kebudayaan, di antaranya kebudayaan masyarakat Dayak, Betawi dan China keturunan.

Seorang pengunjung bernama Afung mengatakan, dirinya gembira dengan adanya perayaan ini. Menurutnya, perayaan Cap Go Meh akan membangkitkan lagi budaya bangsa Tionghoa yang hampir tenggelam. "Kalau bisa diadakannya lebih meriah lagi karena budaya Tinghoa juga termasuk salah satu kebudayaan di Indonesia," ujarnya.

Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum migran Tionghoa yang tinggal di luar China. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari ke-15 dari bulan pertama. Saat itu juga merupakan bulan penuh pertama dalam Tahun Baru tersebut.

Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan ia dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara ia dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa. Namun, jenis perayaannya beragam untuk masing-masing daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar